Sistem koperasi yang ada saat ini adalah sistem kapitalis sehingga menyulitkan rakyat kecil. Untuk itu, Brigade Pembela Tanah Air (PETA) akan menghidupkan kembali koperasi kerakyatan. Demikian diungkapkan oleh Panglima Besar PETA, Mayor (Purn) M. Saleh Kr. Sila kepada propos.co di Jakarta, Senin (01/02/2016).
Lebih lanjut Saleh mengatakan, kenapa sistem koperasi saat ini kapitalis ? Karena mereka sudah lupa bagaimana sebenarnya fungsi koperasi itu. Contoh koperasi yang PETA konsep yakni dengan membuat Bank Amanah Rakyat. Dengan adanya bank tersebut, pemerintah tidak perlu lagi memperbanyak investor dari luar negeri (asing). Karena sebenarnya rakyat Indonesia itu mampu, dengan membentuk Bank Amanah Rakyat yang mewajibkan seluruh rakyat Indonesia setiap bulannya menabung 10.000 rupiah per bulan, dikalikan 200 juta penduduk Indonesia maka akan mendapatkan sekitar 2 triliun rupiah dikalikan 1 tahun maka akan mendapat 24 triliun rupiah setiap tahunnya.
Lalu gunakanlah uang tersebut untuk menambah pendapatan, dan hasilnya dibagi dua. Separuh dibagikan untuk rakyat melalui rekeningnya, separuh lagi untuk membangun infrastruktur dan menggaji abdi negara. Sehingga rakyat ikut merasakan manfaat dari koperasi itu sendiri. Jika ada orang yang meminjam tidak perlu dikasih bunga, karena kita sudah mendapatkan keuntungan dari penjualan jasa maupun barang ekspor/impor. Jika ada anggota koperasi yang melakukan penjualan tidak perlu dikenakan bunga. Bahkan kita dorong kemampuan bisnis dari rakyat itu sendiri.
Misalkan, kata Saleh, rakyat ingin menanam jagung, maka Bank Amanah Rakyat harus turun tangan dengan dengan menghadirkan pakar atau ahli soal jagung untuk mengawal petani kita ini. Lalu petani tersebut kita tunjukan kualitas jagung yang bagus untuk ditanam sampai dengan proses panen. Setelah panen pemerintah melalui koperasi membeli hasil tani tersebut. Contoh jagung di Sulawesi kita kirim ke Papua karena di sana tidak ada jagung. Begitu pun sebaliknya apa yang ada di Papua kita kirim ke daerah-daerah lain yang di sana tidak ada melalui koperasi. Bukan seperti sekarang ini, sistem kapitalis lebih menguasai. Rata-rata pinjaman itu memiliki bunga yang tinggi. Itulah yang disebut kapitalis. Sehingga sistem ini harus dirubah agar tidak merugikan rakyat kecil seperti nelayan, petani dan lainnya.(Hari.S)
Sumber : PROPOS.CO
0 komentar:
Posting Komentar